A Letter for Him

Him…..maafkan aku yang terkadang membuatmu ikut bersedih. Terkadang emosi amarah meluap tak terkendali, emosi sedih yang berlarut, ataupun emosi jengkel dan emosi lain yang sangat tidak menyenangkan keluar tanpa kontrol.
Him….aku tahu. Engkau inginkan aku menjadi sosok yang lebih baik, menjadi semakin sabar dan bisa mengendalikan setiap emosi. Terkadang dan sering aku berfikir juga seperti itu. Namun egoku terlalu tinggi untuk di kendalikan. Maafkan…maafkan aku.
Him….disitu mungkin hangat nyaman dan menyenangkan. Namun tahukah kamu bahwa aku inggin sekali berjumpa denganmu disaat yang tepat dan dengan cara yang paling menyenangkan. Walaupun aku tahu bahwa kelak di sini tak senyaman tempatmu berada. Namun pertemuan itu adalah keniscayaan.
Him…..bantu aku untuk ingat ketika emosi negatif melandaku. Karena kau juga pasti merasakan efek yang aku alami. Bukan aku tidak sayang kepadamu. Tapi karena egoku yang tak bisa ku tahan. Ingatkan aku dengan tendangan manismu untuk selalu bersabar hingga perjumpaan itu berbuah dengan indahnya.
Him……nyamanlah di rahim sayang…:*. Aku dan yang di sana selalu inggin yang terbaik untukmu.
Owh ya Him…sekarang aku ada tatgetan harian untukmu dan untukku. Semoga ini bisa menjadi kendali egoku yang asih terlalu liar.

image

2 pemikiran pada “A Letter for Him

Tinggalkan komentar